Critical Thinking adalah sebuah konsep yang telah
berkembang selama 2500 tahun terakhir. Berpikir kritis diilhami
pemikiran Barat dengan metode Sokrates dari Yunani Kuno dan di Timur,
Buddha Kalama Sutta dan Abhidharma.
So, What is Critical Thinking ?
"Berpikir kritis adalah identifikasi dan evaluasi bukti untuk memandu
seseorang dalam hal pengambilan keputusan. Seorang pemikir yang kritis
akan berpikir secara analisis yang mendalam untuk membuat sebuah
keputusan."
Definisi lain critical thinking dari beberapa ahli, antara lain :
"Critical thinking is reasonable, reflective thinking that is focused on Deciding what to believe and do."
(Robert H. Ennis)
(Robert H. Ennis)
"Critical thinking is active, persistent, and carefull consideration af
any beliefs or supposed from of knowledge in the light of the grounds
that support it and the further conclusions to roomates it tends"
(John Dewey)
(John Dewey)
Critical Thinking is "the careful, deliberate determination of Whether
we should accept, reject, or suspend judgment about a claim, and the
degree of confidence with roomates we accept or reject it."
(Moore and Parker)
(Moore and Parker)
Dengan berpikir kritis berarti kita mampu mengemukakan dan mengevaluasi
sebuah argumen. Argumen, dalam Berpikir Kritis, bukan hanya percakapan
di mana dua orang saling melemparkan pelecehan satu sama lain. Ada
perbedaan antara berdebat dengan seseorang yang hanya bertentangan satu
sama lain. Argumen berusaha mencoba untuk membujuk Anda bahwa ada
sesuatu yang benar dengan menawarkan setidaknya satu alasan untuk
berpikir bahwa begitu penting.
Kemampuan untuk membaca sebuah bagian dan memilih kesimpulan disertai
alasan yang mendukung suatu hal itu mungkin merupakan keterampilan yang
paling dasar yang dibutuhkan untuk Berpikir Kritis. Unsur utama Argumen
adalah reasons dan conlusions.
Reasons dalam berargumen adalah klaim yang dibuat untuk meyakinkan anda bahwa kesimpulannya benar. Sedangkan Conclusions merupakan sebuah kesimpulan akhir yang diambil dari satu/beberapa argumen.
Simak contoh berikut ini :
“Your face is covered in chocolate, so it must have been you that ate my cake, so you owe me a cake.”
Kesimpulan utama dari argumen ini adalah “You owe me a cake.”. Hal ini didukung oleh klausa sebelumnya yang berfungsi sebagai alasan “It must have been you that ate my cake.” dan didukung oleh klausa "Your face is covered in chocolate" . Sehingga dilihat dari kesimpulan dan alasan ini disebut Intermediete Conclusions.
Terus selain Argument ada satu hal lagi unsur yang penting dalam Berpikir kritis yaitu Explanation. Kedua kata itu memiliki arti yang berbeda. Berikut pengertiannya menurut glosarium dari situs Phylosophy.
Argument
"An argument is a piece of reasoning with one or more premisis and
a conclusion. Arguments are usually divided into two
kinds, deductive and induktiv. So defined, an argument is to be
distinguished from a disagreement. One may use an argument, in the
logician's sense, in order to win an argument, in the everyday sense of a
dispute. Clearly the logician's "argument" is not as dramatic as a
verbal fight. For an example of an inductive argument see the next
entry; for an example of a deductive argument see hard determinism."
Explanation
"An explanation identifies the cause of an event, thus answering the
question why something is what it is or why it occurs. Historical
explanations show how something came to be what it is. For instance, Old
Shell Road in Mobile got its name because at one time the street was
paved with shells dredged from Mobile Bay. A scientific explanation
identifies the conditions that must be present for something to occur.
For instance, an explanation of why matches light would identify, among
other things, the presence of oxygen, a phospherous tip, a wooden stick
and friction."
And then, Why Must Critical Thinking ?
Solve Problem
Semua orang berpikir, itu adalah sifat alami manusia. Tetapi banyak dari
cara pikir kita yang parsial, terdistorsi, atau malah berprsangka.
Namun kualitas hidup kita dan apa yang akan kita nikmati nanti, itu
tergantung dari kualitas pikiran kita. Sehingga kita mesti berpola pikir
yang kritis.